Skip to main content

Diagnosis Masalah, Akar Permasalahan dan Bagaimana Solusinya




Keberhasilan seorang pembelajar bukan semata-mata dinilai dari seberapa tinggi nilai yang diperolehnya, tetapi juga dinilai dari proses belajar yang dilaluinya untuk mencapai hasil tersebut. Hal ini sejalan dengan penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 yaitu penilaian autentik. Penilaian Autentik adalah pengukuran atas proses dan hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap (afektif), keterampilan (psikomotor), dan pengetahuan (kognitif). 

Untuk mengetahui bagaimana realita proses belajar matematika di sekolah, penulis berkesempatan untuk melakukan observasi di salah satu SMA di Kota Jambi. Observasi ini dilakukan pada kelas X IPS dengan materi Trigonometri. Secara umum proses pembelajaran berlangsung cukup baik, namun ada beberapa masalah yang muncul baik dari siswa maupun dari guru. Penulis mencoba merangkum masalah yang teridentifikasi, apa penyebabnya, serta bagaimana solusinya.

1.    Suasana kelas tidak kondusif
Pada awal pembelajaran siswa memperhatikan dengan seksama apa yang disampaikan oleh guru, namun lama kelamaan sebagian siswa mulai berbicara dengan temannya, sehingga menimbulkan keributan. Ada juga beberapa siswa yang teramati mengerjakan tugas mata pelajaran lain.
Penyebab:
Hal ini terjadi mungkin dikarenakan siswa kehilangan fokus untuk mengikuti pembelajaran karena faktor internal dari diri siswa sendiri maupun fakor eksternal dari guru yang tidak memanfaatkan teknologi seperti presentasi dengan memanfaatkan power point.
Solusi: 
Guru bisa menemukan atau bahkan menciptakan media pembelajaran yang menyenangkan yang terkait dengan materi yang terkait dengan materi sehingga dapat menjaga fokus siswa. Selain itu guru harus mampu memotivasi siswa, agar mereka tahu mengapa mereka perlu mempelajari materi tersebut, serta memberikan relevansinya dengan kehidupan.
  
2.   Diskusi kelompok tidak berjalan optimal
Setelah guru menjelaskan materi mengenai sudut referensi pada kuadran II, III,, dan IV, siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menentukan nilai sudut referensi pada berbagai kuadran. Penulis mendapati hanya sebagian kelompok siswa yang dengan antusias segera mengatur posisi duduknya, sementara siswa lain sibuk dengan urusannya masing-masing.
Penyebab:
Salah satu penyebabnya adalah pembagian kelompok yang tidak heterogen (setiap kelompok terdiri dari siswa dengan kemampuan akademik matematika yang beragam). Pembagian kelompok hanya didasarkan pada posisi tempat duduk siswa. Selain itu menurut penulis, instruksi yang diberikan guru mengenai tugas kelompok perlu diberi penegasan serta diberi batasan waktu, sehingga siswa paham dengan tugasnya dan tertantang untuk menyelesaikan “misi” yang diberikan guru dengan optimal dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. :D
Solusi:
Solusi yang dapat penulis tawarkan adalah pembagian kelompok yang heterogen, penegasan dari guru mengenai tugas yang harus dikerjakan kelompok dan pemberian batasan waktu dalam pengerjaannya.

3.   Tidak ada presentasi kelompok
Pada akhir pembelajaran, presentasi kelompok tidak terjadi. Guru menunjuk beberapa orang siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai nilai sudut referensi pada beberapa sudut istimewa.
Penyebab:
Waktu pembelajaran yang sudah hampir habis menyebabkan guru tidak memberikan kesempatan kelompok untuk presentasi di depan kelas.
Solusi:  
Guru harus lebih memperhatikan pengelolaan alokasi waktu, sehingga tetap tersedia waktu bagi siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Selain itu, juga bisa digunakan media karton atau kertas koran yang nantinya dapat ditampilakan di depan kelas sebagai media presentasi bagi siswa.

Dalam penilaian autentik, siswa dapat melakukan aktivitas belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memberi penegasan menggenai tugas dan tujuan yang diharapkan dalam proses pembelajaran. Penilaian autentik juga dapat mendorong siswa mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi pengetahuan baru. 

Comments

  1. Pada dasarnya yang namanya kerja kelompok sudah pasti berdiskusi. Untuk berdiskusi dengan optimal dan berjalan lancar harus ada yg mengatur forum atau suasan kelas yg kita kenal sebagai moderator. Moderator yang paling utama di forum yersebut adalah seorang guru. Seorang guru lah berperan aktif suasana di kelas. Untuk itu guru haruslah memahami konsep diskusi dan kerja kelompok.
    Sangat di sayangkan jika kerja kelompok tanpa berdiskusi dan memaparkan hasil diskusi tersebut. Sedikit banyak pasti akan menumbuhkan pengetahuan baru pada persentase tersebut.

    ReplyDelete
  2. Saya sangat setuju dengan pendapat saudara @Pengki yudistira. Diskusi kelompok merupakan salah satu metode dalam pembelajaran yang dapat membentuk pengetahuan maupun karakter siswa, Melalui diskusi, siswa yang pintar dapat membantu siswa yang kurang pintar. Selain itu melalui diskusi ini juga ditumbuhkan sikap perduli, bertanggung jawab, dan disiplin. Dalam hal ini peran guru sebagai "moderator" sangatlah penting, agar materi yang dipelajari siswa dipahami secara utuh.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Domain Psikomotor dalam Pembelajaran Matematika

Analysis of Psychomotor Domain as a Relevant Factor In The Understanding of Mathematical Concepts Ada 3 domain yang biasa “hadir” dalam   konteks evaluasi proses dan hasil belajar yaitu domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Nah kali ini kita akan membahas tentang domain psikomotor khususnya pada pelajaran matematika. Apa sih domain itu? Menurut KBBI domain dapat berarti wilayah, daerah, atau ranah. Pada umumnya orang menggartikan domain dengan ranah.   Pertanyaan selanjutnya apa itu domain psikomotor? Domain psikomotor terkait dengan aktivitas otot dengan gerakan tubuh, anggota badan, atau bagian tubuh lainnya (misalnya jari) yang diperlukan untuk tindakan tertentu. Berikut beberapa pendapat para ahli terkait domain psikomotor: 1.   Menurut Gay (1980) domain psikomotorik memerlukan kemampuan fisik, yang melibatkan keterampilan otot atau motorik, manipulasi objek atau koordinasi neuromuskuler. 2.   Menurut Simson (1972) kemampuan psikomotor termasu...

Framework for Classroom Assesment in Mathematics

Kerangka Kerja untuk Penilaian Kelas dalam Matematika “Framework for Classroom Assesment in Mathematics” Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Tujuan dari penilaian kelas adalah untuk menghasilkan informasi yang berkontribusi pada proses belajar mengajar dan membantu dalam pengambilan keputusan pendidikan, di mana pengambil keputusan termasuk siswa, guru, orang tua, dan administrator. Tujuan dari pendidikan matematika adalah untuk membantu siswa menjadi terpelajar secara matematis. Ini berarti bahwa individu dapat berurusan dengan matematika yang terlibat dalam masalah dunia nyata (yaitu alam, masyarakat, budaya—termasuk matematika) sebagaimana diperlukan untuk kehidupan pribadi individu saat ini, masa depan dan kehidupan kerja, serta indiv...

REFLEKSI DIRI 1

JURNAL HARIAN (Refleksi Diri) Pertemuan 2: Penilaian Autentik 1.      Apa yang telah saya pahami? Pada pertemuan ini kami membahas mengenai penilaian autentik dalam matematika. Ada beberapa hal yang saya pahami: a.     Penilaian Autentik  adalah pengukuran atas proses dan hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap (afektif), keterampilan (psikomotor), dan pengetahuan (kognitif).  Artinya penilaian autentik dilakukan secara menyeluruh pada proses pembelajaran dari awal hingga akhir. b.     Objek penilaian dalam proses pembelajaran adalah guru, sementara subjeknya adalah siswa, kepala sekolah dan pengawas. Sasaran penilaian terletak pada tujuan pebelajaran, unsur dinamis pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran. c.     Tes merupakan alat pengukur, nilai yang diperoleh merupakan pengukuran , kesimpulan atau cara memaknai pengukuran yang diperoleh disebut sebagai penilaian , dan perlakuan ya...