Kerangka
Kerja untuk Penilaian Kelas dalam Matematika
“Framework for Classroom Assesment in
Mathematics”
Penilaian kelas
adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian
nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya
sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang
ditetapkan dalam kurikulum.
Tujuan dari
penilaian kelas adalah untuk menghasilkan informasi yang berkontribusi pada
proses belajar mengajar dan membantu dalam pengambilan keputusan pendidikan, di
mana pengambil keputusan termasuk siswa, guru, orang tua, dan administrator.
Tujuan dari
pendidikan matematika adalah untuk membantu siswa menjadi terpelajar secara
matematis. Ini berarti bahwa individu dapat berurusan dengan matematika yang
terlibat dalam masalah dunia nyata (yaitu alam, masyarakat, budaya—termasuk
matematika) sebagaimana diperlukan untuk kehidupan pribadi individu saat ini, masa
depan dan kehidupan kerja, serta individu memahami dan menghargai matematika
sebagai disiplin ilmu.
Tujuan dari
kerangka kerja untuk penilaian kelas dalam matematika adalah untuk membawa
tujuan penilaian kelas bersama dengan tujuan pendidikan matematika dengan cara
yang mulus dan koheren, dengan hasil yang optimal untuk proses belajar
mengajar, dan dengan saran konkret tentang bagaimana membawa penilaian di luar
kelas dalam situasi kelas.
Manfaat Penilaian Kelas
Hasil penilaian kelas berguna :
ü Sebagai umpan
balik bagi siswa agar mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga
termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki hasil belajarnya.
ü Untuk memantau
kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami siswa sehingga dapat
dilakukan pengayaan dan remidiasi.
ü Sebagai umpan
balik bagi guru untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber
belajar yang digunakan.
ü Sebagai masukan
bagi guru guna merancang kegiatan belajar sedemikian rupa sehingga para siswa
dapat mencapai kompetensi dengan kecepatan belajar yang berbeda-beda.
ü Sebagai
informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan
sehingga partisipasi orang tua dan komite sekolah dapat ditingkatkan.
Komponen
mendasar dari proses umpan balik ini adalah memberikan informasi kepada siswa,
menilai dan mengevaluasi pemahaman siswa tentang informasi ini, dan kemudian
mencocokkan tindakan pengajaran dan pembelajaran berikutnya dengan pemahaman
siswa saat ini (Hattie & Jaeger, 1998).
Prinsip Penilaian Kelas
1)
Tujuan utama penilaian kelas adalah untuk meningkatkan
pembelajaran (Gronlund, 1968; de Lange, 1987; Black & Wiliam, 1998; dan
banyak lainnya).
2)
Matematika tertanam dalam masalah yang bermanfaat (menarik,
mendidik, otentik) yang merupakan bagian dari dunia nyata siswa.
3)
Metode penilaian harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan siswa untuk mengungkapkan apa yang mereka ketahui, bukan apa yang
tidak mereka ketahui (Cockroft, 1982).
4)
Rencana penilaian yang seimbang harus mencakup peluang
yang beragam dan beragam (format) bagi siswa untuk menampilkan dan
mendokumentasikan pencapaian mereka (Wiggins, 1992).
5)
Tugas harus mengoperasionalkan semua tujuan kurikulum
(bukan hanya yang "lebih rendah"). Alat yang berguna untuk mencapai
ini adalah standar kinerja, termasuk indikasi dari berbagai tingkat pemikiran
matematika (de Lange, 1987).
6)
Kriteria penilaian harus bersifat publik dan diterapkan
secara konsisten; dan harus mencakup contoh-contoh penilaian sebelumnya yang
menunjukkan pekerjaan dan pekerjaan yang patut dicontoh.
7)
Proses penilaian, termasuk penilaian dan dan penilaian,
harus terbuka untuk siswa.
8)
Siswa harus memiliki kesempatan untuk menerima umpan
balik yang tulus tentang pekerjaan mereka.
9)
Kualitas tugas tidak ditentukan oleh aksesibilitasnya
untuk penilaian objektif, reliabilitas, atau validitas dalam pengertian
tradisional tetapi oleh keasliannya, keadilannya, dan sejauh mana ia memenuhi
prinsip-prinsip di atas (de Lange, 1987).
Kompetensi Matematika
Berdasarkan Program OECD for International Student
Assessment (PISA). Kompetensi matematika yang umum dimaksudkan diantaranya:
1. Berfikir Matematik
ü Mengajukan pertanyaan karakteristik
matematika
Apakah ada ...? Jika ya, berapa
banyak? Bagaimana kita menemukan ...?
ü Mengetahui jenis jawaban yang
ditawarkan matematika untuk pertanyaan seperti itu.
ü Membedakan antara berbagai jenis
pernyataan (mis., Definisi, teorema, dugaan, hipotesis, contoh, pernyataan
terkondisi).
ü Memahami dan menangani jangkauan dan
batasan konsep matematika yang diberikan.
2. Argumentasi Matematika
ü Mengetahui apa bukti matematis dan
bagaimana perbedaannya dari jenis penalaran matematika lainnya.
ü Mengikuti dan menilai rantai argumen
matematika dari berbagai jenis.
ü Memiliki rasa heuristik (apa yang
bisa terjadi, apa yang tidak bisa terjadi, dan mengapa).
ü Membuat argumen matematis.
3. Pemodelan
ü Penataan lapangan atau situasi yang
akan dimodelkan
ü Mathematizing (mis., Menerjemahkan
dari "kenyataan" ke "matematika").
ü De-mathematizing (mis., Menafsirkan
model matematika dalam istilah "realitas").
ü Menangani model (bekerja dalam
domain matematika).
ü Memvalidasi model.
ü Mencerminkan, menganalisis,
menawarkan kritik model dan hasil model.
ü Mengkomunikasikan tentang model dan
hasilnya (termasuk keterbatasan hasil tersebut).
ü Pemantauan dan pengendalian proses
pemodelan.
4. Problem Posing dan Solving
ü Menempatkan, merumuskan, dan membuat
berbagai jenis masalah matematika yang tepat (mis., Murni, diterapkan, terbuka,
tertutup).
ü Memecahkan berbagai jenis masalah
matematika dengan berbagai cara.
5. Representation
ü Mengurai kode, menafsirkan, dan
membedakan antara berbagai bentuk presentasi objek dan situasi matematika, dan
keterkaitan antara berbagai representasi.
ü Memilih dan beralih di antara
berbagai bentuk representasi sesuai dengan situasi dan tujuan.
6. Simbol dan Bahasa Formal
ü Pengkodean dan menafsirkan bahasa
simbolik dan formal dan memahami hubungan untuk bahasa alami;
ü Penerjemahan dari bahasa alami ke
bahasa simbolis atau formal;
ü Laporan Penanganan dan ekspresi yang
berisi simbol dan rumus;
ü Menggunakan variabel, memecahkan
persamaan, dan melakukan perhitungan.
7. Komunikasi
ü Mengekspresikan diri dalam berbagai
cara pada hal-hal dengan komponen matematis, lisan maupun dalam bentuk
tertulis;
ü Memahami pernyataan tertulis atau
lisan orang lain tentang hal-hal tersebut.
8. Alat Bantu
ü Mengetahui dan mampu memanfaatkan
berbagai bantuan dan alat (termasuk alat-alat teknologi informasi) yang dapat
membantu kegiatan matematika;
ü Mengetahui tentang keterbatasan alat
bantu dan alat-alat tersebut.
Level
Kompetensi
1. Level
1. Reproduksi, Prosedur, Konsep, dan Definisi
Pada Level pertama ini, berkaitan dengan pengetahuan
tentang fakta-fakta, yang mewakili, mengenali ekivalen, mengingat objek
matematika dan sifat, melakukan prosedur rutin, menerapkan algoritma standar,
dan mengembangkan keterampilan teknis. Menangani dan beroperasi dengan
pernyataan dan ekspresi yang berisi simbol dan rumus dalam bentuk
"standar" juga berhubungan dengan tingkat ini.
2. Level
2. Koneksi dan Integrasi Untuk Pemecahan Masalah
Level koneksi menuntut siswa untuk bisa membedakan dan menghubungkan
pernyataan berbeda seperti definisi, pernyataan, contoh, pernyataan yang
dikondisikan, dan bukti. Item di Level 2 sering ditempatkan dalam konteks dan
melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan matematika.
3. Level
3. Mathematization, Pemikiran Matematika, Generalisasi, Dan Wawasan (Analisis)
Pada Level 3, siswa diminta untuk mengenali
matematika yang tertanam dalam situasi dan penggunaan matematika untuk
memecahkan masalah. Mereka harus menganalisis, menafsirkan, mengembangkan model
dan strategi mereka sendiri, dan membuat argumentasi matematika termasuk bukti
dan generalisasi. Kompetensi ini mencakup komponen kritis dan analisis dari
model dan refleksi pada proses. Siswa tidak hanya harus mampu memecahkan
masalah tetapi juga untuk mengajukan masalah.
Ketiga level kompetensi diatas dapat digambarkan
sebagai piramida penilaian, semakin keatas semakin tinggi tingkatannya.
Metode
untuk Penilaian Kelas
Ketika terlibat
dalam penilaian kelas, guru dihadapkan dengan banyak tugas, pilihan, dan
dilema. Bagaimana kita dapat mengatur interaksi yang efektif, dan bagaimana
kita dapat menilai efek yang dihasilkan? Tugas macam apa yang mengarah pada
argumen yang bermanfaat dan bagaimana kita bisa menghargai argumen ini?
Bagaimana kita bisa mengamati dengan cara yang tepat dan melacak apa yang
diamati?
Penilaian kelas
dilaksanakan melalui berbagai cara (model), seperti tes tertulis (paper and pencil test ),
penilaian hasil kerja siswa melalui kumpulan hasil kerja (karya) siswa
(portofolio), penilaian produk 3 dimensi, dan penilaian, unjuk kerja (performance)siswa.
Beberapa Aspek yang berperan penting dalam setiap bentuk penilaian, diantaranya:
Beberapa Aspek yang berperan penting dalam setiap bentuk penilaian, diantaranya:
1.
Konteks;
2.
Jarak ke
siswa (konteks yang berhubungan dengan kehidupan, sosial, masyarakat, ddl);
3.
Relevansi
dan sesuai dengan peran konteks;
4.
Dapat
membedakan yang nyata, buatan dan konteks virtual;
5.
Ceramah;
6.
Observasi;
7.
Pekerjaan
rumah;
8.
Penilaian
diri;
9.
Penilaian
sejawat;
10.
Productions
sendiri;
11.
Pilihan
ganda;
12.
(Closed)
Pertanyaan Terbuka;
13.
(Open)
Pertanyaan Terbuka;
14.
Diperpanjang
Response-Pertanyaan Terbuka;
15.
Super Item;
16.
Multiple-Pertanyaan
Item;
17.
Esai;
18.
Tugas lisan
dan Wawancara;
19.
Dua Tahap
Tugas;
20.
Jurnal;
21.
Peta konsep;
22.
Tes
kemajuan-Over-Time
pada pembeahasan di blog saudari ini sangat menarik untuk meningkatkan mutu pendidiakan di indonesia. teori penilaian yang selalu di impikan setiap negara untuk di terapkan. akan tetapi, penilaian seperti ini pantasnya di kurikulum bagai mana?
ReplyDeleteberdasarkan teori yang saudari terapkan, saya saangat setuju apalagi sistem penilaiannya sangat terarah kemana tujuannya dan dapat mengatasi maslaha penilaian yang selalu memihak pada individu siswa. kalau seperti ini di terapkan pasti sangat menarik dan teras sngat adil bagi siswa dalam pembelajaran dan hasil ahirnya. yg kita ketahui masalah penilaian di indonesia selalu memihak pada individu karena beberapa faktor apakh keluarga, orang dekata dan lainnya. penulis harus bisa melihat dn memberi solusi di sini.
Seperti yg kita ketahui, penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya sehingga didapatkan potret/profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
ReplyDeleteIni berarti, penilaian kelas cocok digunakan untuk semua kurikulum, termasuk kurikulum 2013. Tinggal bagaimana cara guru merancang penilaian kelas sesuai dengan kompetensi yg terdapat pada kurikulum tersebut.
Terimakasih atas komen ny @yudistira27 🙏
DeleteMenurut saya, penilaian yang penulis paparkan sangat menarik. Saya hanya menambahkan penilaian dengan penilaian diri dan penilaian hasil dengan pengamatan atau observasi.
ReplyDelete